Selasa, 18 Mei 2010

Mengenalkan konsep Tuhan pada anak spesial

ubject: [Puterakembara] Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Mumpung ibu Eve 'nyenggol' cerita-cerita agama; saya juga mau tanya nich. Gimana mengajarkan konsep Tuhan pada anak kebutuhan khusus? Dan bagaimana kita tahu kalau dia sudah mulai mengenal konsep Tuhan?

Si Ruben udah hampir setahun tidak kami bawa ke Sekolah Minggu lagi. Sebelumnya dia masuk di kelas sekolah minggu untuk anak-anak TK. Kenapa kelas TK? Karena di kelas TK kegiatannya berdoa singkat, bernyanyi, mendengar cerita singkat (cuma 5-10 menit), lalu ada kegiatan mewarnai atau menempel sebelum berdoa penutup. Itupun saya perhatikan kalau gurunya sedang bercerita, Ruben nggak ngerti... dia akan mengerjakan hal-hal lain. Kalau menyanyi dengan gerakan (loncat-loncat, tepuk tangan) bisa dia ikuti.

Karena Ruben belum bisa ikut kelas seperti kelas umum (duduk mendengar pelajaran dari guru selama 1 jam), jadi dia tetap di kelas TK. Masalahnya makin lama badannya makin besar dibandingkan anak-anak lain dan dia juga mulai bosan. Kalau dimasukkan ke kelas yang lebih besar, dia nggak bisa ikuti pelajarannya karena dia belum bisa duduk dan mendengar pelajaran selama 1 jam :-(

Akhirnya kita tidak bawa dia lagi ke sekolah minggu, sampai sekarang. Padahal beberapa guru sekolah minggu suka menyarankan untuk tetap bawa Ruben hari Minggu. Rata-rata beranggapan, lebih baik ikut di kelas daripada tinggal di rumah. Tapi saya pikir nggak ada gunanya juga kalau anaknya sendiri udah bosan dan malahan nantinya mengganggu yang lain; Ruben nggak dapat manfaatnya juga kan?

Di rumah kami mengajarkan Ruben untuk berdoa sebelum makan dan sebelum

tidur. Cuma saya belum yakin bener apa dia mengerti bener-bener apa yang didoakan; jangan-jangan cuma jadi kebiasaan aja. Saya pernah tanya sesudah dia doa tidur apakah Ruben tahu kalau Yesus sayang Ruben; dijawab iya! Pernah juga saya tanya kalau Ruben berdoa, berdoa ke siapa? Dia jawab Yesus... Tapi setelah itu muncul lagi pertanyaan di hati, dia ngerti nggak ya? (apa ini cuma sok tahunya bapaknya aja?).

Ada yang punya saran bagaimana sebaiknya mengenalkan Ruben pada konsep Tuhan? Lalu (untuk yang kristen) ada yang tahu apakah ada gereja yang menyelenggarakan sekolah minggu untuk anak-anak kebutuhan khusus? Saya pernah baca di NY Times online kalau di AS ada gereja katolik yang bikin (nanti saya cari lagi link-nya deh).

salam,

-Iki

----- Original Message -----

From: IS

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] RE: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Numpang bagi cerita, Konsep Tuhan sebenarnya agak susah diperkenalkan kepada anak special need karena keterbatasan mereka yang amat sangat, tapi dgn "rutinitas" yang dilihat dan dilakukan oleh si anak tersebut akan membuat dia mengerti bahwa kenapa harus ke gereja? Nah kalau si anak special need ini sudah dibiasakan untuk ikut kegiatan sekolah minggu, maka secara tidak langsung keinginan ke acara sekolah minggu akan timbul dan itu akan menjadi hal yang menarik buat dia. Dexcel anak

saya sampai saat ini dia sdh "mulai" mengerti bahwa hari minggu adalah hari yang special buat dia, tanpa harus di prompt oleh orang rumah "Hayo dexcel mandi mau sekolah minggu" ini khusus hari minggu saja.., saya sendiri heran anak ini jadi mengerti bahwa hari minggu harus siap2 ke sekolah minggu...., Dexcel berkata "hayo pergi sekolah minggu", walaupun bahasanya kurang jelas tapi terjemahannya ya seperti itulah, maklum dia baru bisa menyebutkan beberapa konsonan dgn jelas.



Saat anak saya Dexcel mulai diikutkan dalam kegiatan sekolah minggu, awalnya memang sangat susah bahkan memakan waktu yang cukup lama tapi dgn keaneka ragaman sifat anak2 yang "diserap" disekitar dia selama SM, membuat Dexcel semakin "jinak" dan Puji Tuhan sampai saat ini Dexcel sdh "bisa" memahami kenapa haru berdoa kalau mau makan dan bobo maupun bangun pagi, bahkan kau dia mau ke berangkat Terapi dia akan menarik tangan orang rumah untuk melipat tangan dan bilang "Doa doa..doa..doa" that's the point! Kegiatan apapun baik itu yang positive or negative akan mempengaruhi perilaku anak2 kita bahkan yang special need

sekalipun....

Sebenarnya memperkenalkan suatu konsep ke anak yang special need, hampir tidak beda jauh dengan yang normal yaitu melakukannya secara berulang-ulang dalam waktu yang lebih panjang dan perlu kesabaran yang tinggi, karena akan mempengaruhi emosi kedua belah pihak apakh si anak atau si terapis.

Berapapun perubahan pada anak saya Dexcel adalah sesuatu yang sangat positive dan perlu saya selalu syukuri, dan semoga salah satu impian saya di jawab oleh Tuhan cepat atau lambat, the dream will come true!!!!, amin

Semoga bermanfaat dan maaf kalau seperti menggurui...

God Bless you and your special need child

Papa Dexcel

----- Original Message -----

From: HPU

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Pak Iki,

Jangan pernah bosan mengajarkan sesuatu yang baik kepada anak kita, lama-lama ngerti kok anak spesial kita mengenai konsep Tuhan. Yang penting diajak saja pak ke Sekolah Minggu daripada ditinggal di rumah. Saya sendiri juga masih bingung, setiap mendengar orang mengaji Dimas pasti bilang " tombo ati ( obat hati ) ". Sebenarnya dia ngerti nggak sakit hati atau berdoa itu gunanya untuk apa, tapi saya ajarkan ke dia saja. Dia kalo pas masuk kamar mandi , main-main air di kran dia selalu bilang " mau sholat ". Jadi sebaiknya Ruben diajak ke Sekolah Minggu saja pak. Kalo Gereja di Amerika , kata pak Jeff ada kok yang untuk anak autis. Di Washington kata pak Jeff ada.

Salam,

Har

----- Original Message -----

From: DH

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita



Pak, kalau pengalaman saya, Janice saya bawa ke sekolah minggu tiap minggu semenjak umur 2 thn. Janice mengerti atau tidak biarkan saja, biar dia di sana main atau apa yang penting susternya jagain supaya dia tidak mengganggu kelas tersebut.

Kebetulan Janice tipe yang suka mendengarkan cerita, jadi dia mau mendengarkan guru sekolah minggu bercerita. Entah Janice mengerti atau tidak, saya tidak terlalu peduli. Salah satu alasan juga mengapa tetap saya bawa dia ke sekolah minggu, karena saya dan istri juga mau mengikuti kebaktian. Jadi saya dan istri ikut kebaktian, Janice dan suster di sekolah minggu. Awal2 memang seperti gak ada gunanya, tapi saya pikir gak apalah biar dia makin sering bertemu anak2 lain, yang penting gak merugikan. Sekaang ini, Janice sudah bisa (kadang juga gak bisa) menceritakan apa yang diceritakan di sekolah minggu, dan kita juga selalu memberitahu Janice bahwa Tuhan sayang sama Janice dan setiap kali Janice sakit, Tuhan lah yang menyembuhkan Janice.

Saya lupa kapan yah saya mulai mengajak Janice berdoa setiap malam sebelum tidur? Tapi tanpa disadari, kemungkinan terbesar Janice bisa tidur dengan nyenyak dan gak bangun2 lagi tengah malam adalah karena Kuasa Tuhan lewat doa2 kita sebelum tidur.

Saya pikir sih nggak perlu terlalu ambil pusing si anak mengerti atau tidak, kita terus mengajarkan saja. Saya yakin suatu waktu mereka akan mengerti.(Kuasa Tuhan siapa yang tau?)

Sekarang Janice sudah lancar berdoa tiap malam sebelum tidur. Saya pun gak yakin dia mengerti 100% apa yang dia ucapkan dalam doa, tapi...... setiap kali berdoa, Janice makin jelas kata2-nya dan saya merasa dia makin mengerti apa yang dia ucapkan dalam doa itu.

Saran saya sih Pak, jangan bosan2 ajarin Ruben tentang Tuhan karena mukjizat dari Tuhan bekerja secara misterius, kita hanya harus percaya saja.

Regards

Da

----- Original Message -----

From: AH

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Saya sangat setuju dengan pak Dav dan pak Har dan salam juga untuk pak Iki dan semua rekan milis keluarga besar putrakembara.

Memang anak anak yang belum akil baliq (usia akil baliq 12 tahun) iman kepercayaannya itu diwalikan kepada orang tuanya, jadi iman orang tuanya sangat berpengaruh kepada anak. Oleh karena itu peran orang tua sangat dominan dalam membentuk kerohanian anak, teladan dan ketaatan orang tua dalam beribadah sangat sangat mempengaruhi pertumbuhan rohani seorang anak.

Jadi didiklah anak anak kita Takut Akan Tuhan sejak masa kecil sesuai iman kita,sehingga konsep mengenal Tuhan akan bertumbuh. Caranya seperti kita menanam sesuatu benih ditanah, kita pupuk terus, kita sirami air saya yakin pasti tumbuh, kalau kita tidak pernah tanam kapan tumbuhnya setuju ya Bpk Bpk ibu Ibu, bukan menguruin lho ......tapi ilustrasi ini bisa dibuktikan toh tanpa harus menghadirkan seorang pakar pertanian he he he..

Walaupun anak kelihatannya belum mengerti ngak apa apa kalau sekolah minggu ya bawa aja toh dimana kita berkumpul bersekutu dengan Tuhan pasti ada hadiratNYA, ada firman Tuhan yang ditaburkan walaupun dalam bentuk cerita itu akan menumbuhkan iman, sebab setiap firman Tuhan ada kuasa.

Seperti kita tidak pernah melihat proses tumbuhnya akar saat satu biji buah yang kita tanam ke tanah karena proses tumbuhnya didalam tanah berapa lama kemudian tahu tahu nongol ke atas permukaan tanah pucuk bekal pohon tersebut,ajaib bukan dan yang jelas saat kita tanam biji mangga pasti tumbuh mangga,saat kita tanam benih padi pasti tumbuh padi tidak mungkin tanam ini tumbuh itu.

Saat pohon itu masih kecil biasa kita pagari kita pupuk tujuannya supaya benih yang baru tumbuh itu tidak mati kehimpit yang lain, itulah masa akilbaliq pohon itu sampai bisa berbuah.

Terima kasih Tuhan kiranya memberkati setiap kita umatNYA yang setia dan mengajarkan anak anak kita yang sesungguhnya adalah titipanNYA untuk selalu mengenal kasih dan kuasaNYA .amin

salam kasih

Papa Yansen

----- Original Message -----

From: EH

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] RE: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Mirip dgn Dexcel, anak saya sejak bayi (kalo ini ngga terlambat), sdh dibawa ke gereja dan setelah besar akhirnya minta sendiri, setiap hr Minggu pasti bilang :

Gereja? Lalu masuk kamar mandi, minta mandi... Semacam biological clock/ jam biologis bagi dia, "wah rasanya skrg hari Minggu..." -> Kadang, tanggal merah juga dia tanya : gereja? Km jwb : ngga, hari ini tdk.

Cara mengenalkan konsep Tuhan mungkin dari yg termudah : memanfaatkan

apa yg sudah ada (kaset lagu rohani, film rohani -> diperdengarkan, diperlihatkan scr rutin, misal pd saat main di rmh, selain film/lagu anak yg umum).... Lalu ya itu, malam kalau mau tidur, siang juga bisa : dibacakan cerita agama, yg singkat2 saja. Kalo Minggu ikut sekolah minggu, kalo anak pak Iki sy taksir msh bisa mengikuti drpd anak sy (jd ngeganggu konsentrasi yg lain).

Oya, berdoa... spt bu LM kmrn bilang, dgn bahasa anak kecil...

Juga yg penting (pernah koq ada di Kompas) ajarkan anak kita menghargai keindahan ciptaan Tuhan (bawa jalan2, melihat / menyentuh) bunga, dedaunan, pohon, langit, awan, .. & menghargai orang/anak lain. Yang jangan sampe terjadi adlh : kita terperangkap dgn mengajari mrk "Ritual"nya, hafalan2 doa, bukan Inti ajarannya. -> Yg spt itu hanya mengasah otak kiri -> Bahaya -> Bnyk kasus anak yg kontradiktif, tawuran iya, nyontek iya, mencuri iya, tapi berdoa iya, sembahyang iya... krn bagi dia, terpisah antara hafal doa, dgn pengamalannya...

Ini kita msh sama2 belajar lho, bukan berarti anak sy lbh pinter. Mungkin yg lain mau nambahin...

Salam, mama Gerard.

----- Original Message -----

From: Dwi P

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Kalau saya mengenalkan konsep ketuhanan adalah dengan menggunakan contoh. Jadi biasanya anak saya Tita, malah yang kecil Echa sudah mau ngikutin. Karena mereka lihat ayahnya ibunya shalat lima waktu. Biasanya Tita ganggu ibunya kalau lagi shalat, setelah itu minta dipakaikan mukena sambil berlarian ke sana kemari. Kalau Echa, sering ngikutin di samping ketika angkat dua tangan, sidakep, sujud dllnya.

Demikian sekedar berbagi pengalaman.

Dwi

----- Original Message -----

From: WW

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Ikutan nimbrung ya..,

anak saya, Gilang F. Dharana, sudah mulai saya perkenalkan mengenai agama sejak di TK B dan kebetulan saat itu perkembangannya sudah sangat banyak kemajuan. Saya memperkenalkan dengan memberikan contoh, kalau tiba waktu sholat saya akan bilang kepada dia dan dia akan melihat saya atau Bapaknya menjalankan sholat. Begitu juga ketika hari lebaran Idhul Fitri maupun Idhul Adha, Gilang kami ajak ke mesjid untuk menjalankan ibadah sholat Id.

Mulai diajarkan ngaji sejak kelas 1 SD, kebetulan di sekolah juga sudah mulai diperkenalkan huruf-huruf Arab dan di rumah saya panggil guru ngaji. Semuanya saya ajarkan tidak dengan memaksa karena saya tahu keterbatasannya.

Sekarang setelah duduk di kelas 3, alhamdulillah sudah lebih mengerti hal-hal yang agak abstrak dan di sekolah juga diajarkan sholat dhuhur berjamaah tetapi di rumah masih belum mau menjalankan sholat, (Ya.. untuk saat ini tidak apa2, saya tidak maksa cukup memberi contoh saja)

salam,

mamanya Gilang

----- Original Message -----

From: AA

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Saya juga mau sharing, waktu pertama mulai kebuka bicara, Harits semangatnya kalo disuruh baca Al Fatihaah.Sekarang udah hapal doa makan, doa tidur, walaupun u e o nya masih belum jelas. U nya kan lebih sering jadi i. Sholat juga ikutan, tapi masih suka lari-lari. Suerr waktu dia semangat niruin ngaji itu, saya dan bapaknya terheran-heran, ampe sekarang... Konsep Tuhan emang susah, tapi terapi rohani mungkin belum ada yang nyoba ya? Yang ada kan kalo dibawa ke orang pinter gitu trus diterapi pake doa doa dsb.

Aan

----- Original Message -----

From: LM

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Ternyata rekan milis ini bukan hanya canggih dalam terapi anak, tapi juga dalam membimbing Rohani anak. smile

Memang dalam mengajarkan konsep Tuhan pada anak-anak (entah itu anak spesial atau tidak, entah itu agama apapun) prinsipnya sama, harus sabar dan "mengalir".....

Jadi pelan2 ajah..... Yang penting kewajiban kita sebagai orang tua adalah menciptakan dulu suasana kasih dan damai dalam keluarga, kalau kata umat Muslim mah keluarga Sakinah yah.....

Terus jangan lupa juga berdoa, agar Tuhan senantiasa menyertai kita dalam membimbing anak-anak yang merupakan titipanNya juga.

Salam,

LM

----- Original Message -----

From: DP

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Dalam berbagai seminar saya sering ditanya mengenai "bagaimana mengajarkan konsep agama, religi dan Tuhan kepada anak berkebutuhan khusus".

Biasanya saya akan bertanya kembali kepada audience, "kita, yang katanya adalah individu normal, umur berapa benar-benar paham urusan religi dan ketuhanan?? Bukankah pada awalnya semua diawali dengan rutinitas, kewajiban, paksaan....sampai pada akhirnya kita cukup 'matang' secara emosional dan spiritual untuk memahami makna berbagai ritual dan kewajiban tersebut?" (bahkan ada juga yang menjalankan ritual sampai dewasa tapi tidak sesungguhnya memahami makna kok!).

Jadi, aku sih, pede aje.

Maksudnya, boleh terus mengajarkan sesuai kemampuan anak. Bagi yang mampu sholat atau berdoa sesuai ajaran masing-masing, silakan. Bagi yang tidak mampu, jangan berkecil hati.

Bukankah anak-anak ini ciptaan Tuhan? Bukankah mereka ini sekedar titipan? Bukankah Tuhan tahu seberapa kapasitas ciptaanNya tersebut?

Usaha jalan terus, tapi ujung perjuangan seperti apa...lillahi ta'ala dong... Kita-kita juga, apapun yang kita lakukan, judgment akhir apakah benar atau salah ada di tangan Tuhan juga.

Salam,

Ita-nya Ikhsan

NB: kalau saya dan beberapa teman selalu bercanda mengatakan "anak-anak kami sih pastinya masuk surga karena mereka innocent...kita-nya yang belum tentu!" he..he..he..

----- Original Message -----

From: FR

To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] RE: Mengenalkan konsep Tuhan pada anak khusus kita

Terimakasih untuk semua saran dari ibu-ibu (ibu Wina, ibu Ita, ibu Leny, ibu Eveline) & bapak-bapak (pak Irfan, pak Haryanto, pak David, pak Anton, pak Dwinu, pak Aan) mengenai mengenalkan konsep Tuhan ini.

Kesimpulannya, yang saya tangkap, mulai dengan membiasakan anak menjalankan ibadah ya? (sekolah minggu, ngaji, sholat, berdoa, menyanyi). Masalah dia ngerti atau belum, itu belakangan... dan dari pengalaman-pengalaman beberapa ortu, kelihatannya anak pada akhirnya akan mengerti juga konsep Tuhan ya.

-iki


http://puterakembara.org/archives/00000207.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar