Selasa, 18 Mei 2010

Kasus Autisme

Peter minun susu dengan bersemangat, duduk dan berjalan pada usia yang sesuai. Namun sebagian perilakunya merasa membuat kami tidak nyaman, Ia tidak pernah memasukkan apapun kedalam mulutnya,. Tidak jarinya, tidak mainannya, tidak apapun juga…

Lebih mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa Peter tidak memandang kami, atau tersenyum dan Ikut dalam permainan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari masa bayi seperti halnya popok. Ia jarang tertawa, dan jika Ia melakukannya, Itu disebabkan oleh hal-hal yang tidak lucu bagi kami. Ia tidak suka memeluk, tetapi duduk tegak dipangkuan saya. Bahkan ketika saya mengayunnya. Tetapi setiap anak beda dan kami senang membiarkan peter menjadi dirinya sendiri. Kami pikit merupakan hal yang lucu ketika saudara laki-laki saya berkunjung ketika Peter berusia 8 bulan., dan Ia mengatakan “Anak ini tidak memiliki insting social sama sekali.” Walaupun Peter anak pertama, Ia tidak terisolasi. Saya sering menaruh tempat bermainnya di depan rumah dimana anak-anak sekolah akan berhenti dan bermain dengannya saat mereka melewati rumah. Ia tidak mengacuhkan mereka juga.

Kitty, anak yang berkarakter, yang lahir 2 tahun kemudian, responsivitasnya menekankan adanya perbedaan pada Peter. Bila saya pergi ke kamar Kitty untuk menyusuinya pada Malam hari, kepala kecilnya akan menyembul dan Ia menyapa saya dengan senyum dari kepala hingga kakinya. Dan kesadaran akan perbedaan itu membuatku merasa beku, lebih dari kamar yang dingin.

Ocehan Peter tidak berubah menjadi bahasa sampai usianya mencapai 3 tahun. Ia bermain secara soliter dan repetitive. Ia merobek kertas menjadi bagian-bagian tiis yang jumlahnya berkeranjang-keranjang setiap harinya. Ia memutar tutup toples dan menjadi kesal ketika kami mencoba mengalihkannya. Hanya kadang-kadang saja saya mendapat kontak matanya, tetapi kemudian saya melihat fokusnya berubah dari mata saya menuju bayangan pada kacamata saya.

Petualangan Peter dilinkungan tetangga pinggiran kota kami tidak menggembirakan. Dia tidak mengikui aturan-aturan umum bahwa pasir harus dimainkan dikotak pasir, dan anak-anak memberi hukuman padanya. Ia tampak seperti sosok yang sedih dan sendirian, selalu membawa mainan kapal terbang yang tidak pernah dimainkannya. Pada saat itu, saya belum mendengar kata yang mendominasi pada kehidupan kami, yang selalu diucapkan pada percakapan, dan yang duduk bersama pada setiap acara makan. Kata itu Autisme.

Sumber : Diadaptasi dari Eberhardy, 1967
Jeffrey, Spencer, Beverly. 2003. Psikologi Abnormal. Erlangga : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar