Selasa, 18 Mei 2010

Kejam, Ribuan Anak Cacat Kehilangan Hak

Banda Aceh-Lupa atau memang sengaja tidak dianggarkan, program pendidikan khusus bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk anak-anak cacat. Jika memang disengaja, berarti ribuan anak cacat di Aceh akan diterlantarkan begitu saja tanpa pendidikan. Kejam sekali.

Oleh karenanya, puluhan Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) mulai dari tingkat SD hingga SMA se-Provinsi Aceh, Kamis (4/2), mendatangi Gedung DPR Aceh. Maksud kedatangan mereka guna mempertanyakan ketidak tersediaan anggaran tersebut pada tahun 2010.

"Jika Pemerintah tidak lagi mengalokasikan anggaran pada tahun ini, maka Sekolah terancam tutup. dan pendidikan bagi anak cacat tidak dapat diselenggarakan kembali karena ketiadaan dana untuk operasional," kata Koordinator Perhimpunan Kepala Sekolah SDLB/SMPLB/SMALB dan SLB se - Aceh, Muttaqin Spd Mpd, sekaligus Kepala sekolah SLBN Aceh Tamiang.

Muttaqin mengatakan, para kepala sekolah ingin mengetahui kepastian tentang keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan sekolah khusus bagi penyandang cacat ini, kepada DPR A, karena kabarnya belum tersedianya anggaran dari pemerintah Aceh untuk tahun 2010. Sehingga memaksa Kelompok Kerja (Pokja) Badan Anggaran DPRA melakukan pembahasan ulang rincian kegiatan anggran (RKA).

Bukan hanya sekolah yang terancam tutup, kata dia, akibat ketidak tersediaan anggaran tersebut, masa depan Seribuan lebih anak - anak dengan kebutuhan khusus tersebut akan semakin suram, dan tidak lagi mendapatkan hak untuk menikmati pendidikan layak seperti siswa normal lainnya.

"Operasional sekolah, dan gaji guru selama ini sangat tergantung pada anggaran itu, karena disekolah selama ini memang tidak dikutip iuran. Pemerintah Aceh harus memperhatikan itu," harapnya.

Kepala sekolah SMPLB Bukesra Banda Aceh, Munawarman, menambahkan, pihaknya meminta eksekutif dan legislatif untuk menganggarkan kembali dana yang telah dianggarkan seperti tahun - tahun sebelumnya,pada tahun 2010 ini.

"Siswa tuna netra, tuna rungu, tuna grahita dan tuna daksa, terancam tidak mendapatkan pendidikan layak, karena anggaran tahun ini tidak tersedia, kita minta pemerintah dapat memperhatikannya seperti sebelumnya," ujarnya.

Tahun lalu, kata dia, setiap sekolah luar biasa biasanya dialokasikan anggaran oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan yaitu, bagi intensif guru dan gaji guru Honorer dalam satu tahun dianggarkan Rp 10 juta, operasional sekolah Rp 5 Juta/pertahun dan uang makan siswa yang diasramakan yang jumlahnya bervariasi tergantung jumlah siswa.

"Kita Minta Dana operasional sekolah, dana insentif guru, dan dana siswa di asrama untuk dianggarkan kembali seperti tahun sebelumnya. Jika anggaran tidak tersedia, maka sekolah terancam tutup," demikian ujarnya.

Sementara itu, para anggota DPRA dari komisi E yang membidangi masalah pendidikan, Sains dan tehnologi, saat menerima para kepala sekolah menyatakan akan memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan para kepala sekolah serta keberlangsungan pendidikan bagi siswa/siswi penyandang cacat. (slm)

http://www.rakyataceh.com/index.php?open=view&newsid=15267&tit=BANDA%20ACEH%20-%20%20Kejam,%20Ribuan%20Anak%20Cacat%20Kehilangan%20Hak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar